JAKARTA – Harga lebih dari Rp100.000 (£5 di London atau USD7 di New York) untuk secangkir kopi mungkin tidak terpikirkan oleh sebagian orang. Tetapi harga ini bisa segera menjadi kenyataan gara-gara badai sempurna dari faktor ekonomi dan lingkungan di wilayah-wilayah penghasil kopi teratas di dunia.
Harga biji kopi belum disangrai yang diperdagangkan di pasar global sekarang berada pada “tingkat tertinggi dalam sejarah”, kata analis Judy Ganes.
Para ahli menyalahkan hal itu pada gabungan beberapa faktor, yakni tanaman bermasalah, tekanan pasar, persediaan menipis—dan juga pengaruh buah paling bau di dunia yaitu durian.
Jadi, bagaimana kita bisa sampai di situasi seperti ini, dan seberapa besar dampaknya terhadap kopi latte Anda?
Pada 2021, embun beku telah memusnahkan tanaman kopi di Brasil, produsen biji Arabika terbesar di dunia-jenis yang biasa digunakan dalam secangkir kopi buatan barista.
Kekurangan biji kopi ini membuat pembeli beralih ke negara-negara lain seperti Vietnam, produsen utama biji Robusta, yang biasanya digunakan dalam campuran kopi instan.
Namun, petani Vietnam menghadapi kekeringan terburuk di wilayah tersebut dalam hampir satu dekade.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya